yang seringkali bahakan selalu, menapaki jalanana umum yang berplester itu
aku lupa bagaimana harumnya angin senja itu
saat kau aku kita berhimpun bersama di teras itu
aku lupa bagaimana tas-tas berantakan yang berjejer di tembok sudut itu
semenjak kita tak lagi duduk bersama
aku lupa bagaimana dinginnya air mata yang melewati pipi ketika senja itu
saat kita bahkan sedang senang-senangnya
aku lupa bagaimana keras tawamu bisa sampai menembus lorong-lorong ruangan di sekitar wilayah kita
semenjak senja itu tak lagi ku temukan di sini
aku lupa bagaimana geramnya kau saat aku melewati batas janji yang mustinya di tepati
saat kau ,dan mereka sedang duduk melingkar sore itu
aku lupa bagaimana cemburunya aku saat aku menyapa yang lain
aku lupa bagaimana sapaan kita yang saat itu
bahkan bisa merubuhkan kedengkian yang ada
aku lupa bagaimana kita saling mendahului saat di jalan itu
aku lupa..
aku sudah lupa..
-semenjak kau tinggalkan senja untukku-
kau tahu?
angin di sore yang lain hari ini sejuk sekali
tapi kurasa kegersangannya yang tak kunjung ku temui embunnya
senja kali ini berbeda,
dan kau pasti tidak bisa merasakannya langsung
titipkan padaku saja ya?
atau..kau lebih suka memandang bulan yang juga selalu ku pandang setiap hari?
kalau begitu, kita melihat bulan yang sama ya?
aku hampir sesak kan
saat ku pikir takkan menemukan hujan lagi
embun lagi
angin lagi
bulan lagi
yang pernah ikut menghimpun pada kita di masa itu
semoga kau juga menemukan senjamu yang lebih sejuk di kisah lain ya
ini senjaku..