bukan ia tujuanku
ia membuatku bersenyap saat segala haluan menyergap
tak kupandang ia
aku takut
terlalu ringan dan murah untuk itu
ku tak bekenan melepaskan diri
tapi ku juga tak berkeinginan menepikannya
sudah ku asah
terlarut, hingga ke dalam qalbnya
aku tetap menjaga pada porosku
medan itu masih dihadapku
dan tentu tegap menantiku
salahkah?
diri terlalu larut tak sabar
sudah berpuing peluh kaca yang pecah
aku takut tergores yang lain
meski tetap tidak selalu di jalan
kuatkan, rengkuhkan dalam taman terbaikMu
giringlah
tak ingin menjadikannya semu
meski kini terlalu sama beda
berada dalam batas boleh dan ada
menggerutu dalam satu sudut kelu
antara horizontalsnya kanan dan kiri
depan belakang lalu menekuk satu jiwa
terhenti, diri bertahan dini.